PAI Jurnalistik 2024

JURNALISTIK 2024

Minggu, 08 Desember 2024

Buku Fisik Apakah penting?

Gambar: Buku terbengkalai dan mulai ditinggalkan

Malang (08/12/24) - Mirisnya minat baca di Indonesia sangat dirasakan terutama bagi mayoritas warga negara yang beragama Islam, mengabaikan ayat pertama Al-Qur’an yang turun. Begitulah pendapat Arifin Elham Saputra ketika diwawancarai terkait minat baca mahasiswa pada 15 Oktober 2024.

Arifin merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (disingkat dengan UIN Malang). Dia masih melaksanakan pendidikan di universitas tersebut pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan telah menempuh tujuh semester hingga saat ini. Buku merupakan sahabatnya dimanapun dia berada, waktu sempit tidak membiarkannya berpisah dari rutinitas yang telah dia jalankan.

Wawancara yang telah dilaksanakan di Masjid tarbiyah UIN Malang, mengupas pendapat dari Arifin mengenai kebutuhan mahasiswa pendidikan saat ini. Dia berpendapat bahwa peningkatan kualitas guru dapat didongkrak dengan meningkatkan minat baca buku oleh calon pendidik yang sedang menempuh pendidikan guru.

“Membaca buku adalah kewajiban mahasiswa”. Penghobi membaca ini memberikan penguatan terhadap pentingnya membaca buku. membaca buku telah dilakukan secara rutin oleh mahasiswa pendidikan agama satu ini, menyempatkan diri membaca buku telah dia lakukan setiap hari. Pemuda ini berharap mahasiswa lainnya juga memiliki rutinitas produktif dengan membaca buku.

UNESCO sebagai badan pengelola pendidikan dari PBB menyebutkan bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Secara persentase minat baca Indonesia masih di angka 0,001% dalam artian lain hanya 1 diantara 1000 yang memiliki minat baca.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) menyebutkan dalam laman resminya tentang hasil riset berjudul “World’s Most Literate Nations Ranked" yang dilaksanakan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara pada bidang minat baca. Indonesia persis dibawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Meskipun dunia mahasiswa selalu padat dengan kegiatan kampus dan tugas-tugas yang membludak, Arifin tetap menyempatkan diri membaca di mana pun ia berada. Waktu diantara pergantian mata perkuliahan bukan hambatan baginya untuk tetap membaca, bahkan bisa menjadi kesempatan bagus untuk mengisi waktu luang baginya.

Pada masa ini, E-book telah populer pada seluruh kalangan terutama mahasiswa. E-book menjadi pilihan membaca buku kalangan anak muda karena mudah diakses dan dibawa kemanapun selama ada perangkat untuk membukanya.

Bertahan dengan buku fisik menjadi pilihan Arifin dalam menunjang hobi membacanya. Pembaca satu ini kurang suka membaca E-book karena pusing ketika menatap monitor terlalu lama. Nuansa membaca juga berkurang ketika membaca E-book meskipun keduanya sama-sama menyajikan informasi. Dia tetap bersikukuh memilih buku fisik daripada E-book.

“Setiap satu bulan minimal saya harus beli buku”. Selain rutin membaca, Arifin juga rutin dalam membeli buku di Gramedia ketika kondisi keuangannya sedang baik. Rutinitas tersebut dilakukannya pada saat kondisi mendukung, ketika ada keperluan yang lebih mendesak maka mengurungkan niat menjadi pilihan terbaiknya. Selain membeli buku, jalan-jalan ke gramedia juga dia sempatkan ketika ingin membaca atau saat sumpek. Tanpa membeli, hanya untuk melihat buku saja dapat meningkatkan mood menurutnya.

Dikutip dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum & HAM R.I. “Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup pula program komputer”. Buku merupakan salah satu karya yang masuk dalam kriteria hak cipta, baik berupa terbitan kertas maupun E-book.

Sebagai seorang pembaca dan penikmat buku fisik, pemuda 22 tahun ini tidak setuju dengan cara mendapatkan buku yang mengandung unsur ilegal seperti buku bajakan atau buku PDF yang diperoleh secara ilegal. Perilaku tersebut jelas menyalahi hak cipta, tetapi Arifin menambahkan bahwa beberapa jenis buku dapat diperbanyak dan dibagikan denga bebas tanpa menyalahi aturan hak cipta.

Mengingat cara meningkatkan kualitas guru dapat melalui peningkatan minat baca, Arifin memberikan beberapa tips untuk para pembaca. membaca buku dengan topik yang disukai merupakan tips awal bagi seorang pembaca, kemudian membeli buku yang diminati menjadi tips lanjutan dengan maksud memberikan beban moral pembaca karena sudah membeli tetapi tidak dibaca. 

Arifin juga berpesan kepada masyarakat yang sudah terbiasa membaca buku jangan merasa paling bijaksana, dan untuk masyarakat yang sudah terbiasa membaca untuk mulai membaca buku untuk membuka gerbang ilmu pengetahuan.

Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar

EduKita

Kategori Tulisan

Arsip Tulisan