PAI Jurnalistik 2024

JURNALISTIK 2024

Senin, 09 Desember 2024

Tradisi Islami Sewelasan di Kediri

 

Sumber : Dokumentasi oleh tuan rumah (12/11)

Kediri (12/11/24) - Sewelasan dilaksanakan pada tanggal 10 Hijriah atau malam 11 seperti bulan-bulan sebelumnya. Tradisi ini merupakan tradisi rutin Islam yang masih dilestarikan hingga sekarang di daerah Kediri.

Rutinan ini beranggotakan bapak-bapak dengan jumlah empat belas, dengan pelaksanaan yang bertempat di rumah masing-masing anggota secara bergiliran. Kegiatan inti di dalamnya berupa pembacaan manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani.

Rumah Bapak Darwanto terlihat sibuk. Bu Yayuk Purniati sebagai istri sedang mempersiapkan hidangan berupa makanan ringan, minuman, juga makanan berat, seperti: nasi beserta lauk pauk dan sayur. Penggelaran karpet, penyiapan tempat, juga properti lainnya juga dipersiapkan untuk kegiatan Sewelasan kali ini.

Acara dilaksanakan mulai pukul 20.00 dan berlangsung selama satu setengah jam. Kegiatan dimulai dengan pembukaan, pembacaan wasilah, dan dilanjutkan dengan pembacaan kitab manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani dengan lagu seperti barzanji, kemudian ditutup dengan do’a. Setelah itu acara makan-makan bersama sebagai bentuk rasa syukur. Para anggota menikmati hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah.

Bulan ini rutinan dihadiri oleh seluruh anggota. “Alhamdulillah seluruh anggota hadir mbak”, ucap ibu tuan rumah. Perbedaan dari rutinan sekarang dengan sebelumnya terdapat pada kehadiran anggota, dimana terkadang hadir semua, juga kadang ada beberapa yang berhalangan.

Rutinan ini dilaksanakan dengan tujuan menghormati Syeikh Abdul Qodir Al Jailani yang telah menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir sehingga dilaksanakan setiap tanggal tersebut untuk memperingati wafatnya.

Banyak nilai yang terkandung dalam tradisi ini, seperti: kebersamaan yang memperkuat hubungan sosial, kemudian keikhlasan hati untuk hadir dalam kegiatan positif juga pemberian sedekah tanpa mengharap imbalan, dan nilai spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah juga menguatkan keimanan seseorang melalui tawasul kepada para wali-wali-Nya dan juga pembacaan manaqib.

Meskipun zaman sekarang sudah modern, tetapi tradisi Sewelasan masih dilaksanakan secara rutin hingga saat ini, sehingga tidak mengubah identitas keislaman di daerah Kediri. Tradisi tetap berjalan seperti pada zaman-zaman sebelumnya. Jadi, rutinan ini tidak hanya untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga berfungsi untuk memperkuat pondasi keislaman dan sosial di tengah perubahan zaman.

Sewelasan sendiri merupakan kegiatan rutin yang memadukan antara budaya lokal dan nilai-nilai keagamaan. Budaya lokal tersebut berupa: acara kenduri atau selamatan yang dilaksanakan pada malam sebelas Hijriyah, dimana Sewelas sendiri merupakan angka sebelas dalam Bahasa Jawa. Kenduri atau makan bersama merupakan kegiatan yang tak dapat dipisahkan dengan tradisi Sewelasan ini, dimana di dalamnya mengandung sedekah dari tuan rumah, yakni berupa hidangan juga makanan berat yang disuguhkan saat kegiatan berlangsung.

Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar

EduKita

Kategori Tulisan

Arsip Tulisan