![]() |
Dokumentasi Multimedia Pesantren Luhur |
Malang – Di tengah era globalisasi yang terus berkembang, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional semakin beradaptasi untuk memenuhi tuntutan zaman. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, pesantren kini juga membuka cakrawala baru dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Harmoni antar berbagai disiplin ilmu ini menciptakan atmosfer keilmuan yang kaya akan makna. Hal ini menjadi kunci untuk membentuk santri yang tidak hanya menguasai pengetahuan agama, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia modern.
Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang menjadi
salah satu pesantren yang menyediakan wadah bagi mahasantrinya untuk mendalami
berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pesantren ini memiliki program unggulan,
yaitu halaqah ilmiah yang sekaligus menjadi agenda harian. Halaqah ilmiah
Pesantren Luhur memiliki ciri khas yang unik, dengan topik pembahasan yang
terdiri dari multidisiplin ilmu.
Halaqah ilmiah ini menjadi titik temu mahasantri
Pesantren Luhur untuk mendalami berbagai cabang keilmuan. Para mahasantri
dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda bertemu dalam satu forum untuk
membahas topik tertentu. Topik yang disajikan berbeda setiap harinya, dengan
bidang yang berbeda pula. Natasyah, koordinator departemen Penelitian dan
Pengembangan Pesantren Luhur mengatakan bahwa judul yang dibahas berbeda setiap
harinya. “Jadi judul yang diangkat dalam halaqah ilmiah ini berbeda setiap
harinya. Tiap mahasantri dipastikan mendapat jadwal dengan tema pembahasan
lintas keilmuannya (yang dipelajari di bangku perkuliahan)”, tutur Natasyah.
Agenda rutin harian ini diinisiasi oleh semangat
keilmuan Alm. K.H. Ahmad Mudlor, S.H. yang merupakan pendiri sekaligus pengasuh
Pesantren Luhur. Abah Mudlor, --demikian mahasantri Pesantren Luhur menyebut
nama murabbinya-- telah menanamkan jiwa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
terhadap mahasantrinya sejak lama. Disebutkan beberapa judul yang dibawakan
hingga saat ini merupakan buah pemikirannya. Tak hanya dari satu bidang ilmu
saja, melainkan muncul gagasan baru dari bidang ilmu lain yang perlu dikupas
tuntas dalam pelaksanaan halaqah ilmiah.
Salah satu topik pembahasan yang unik adalah
halaqah dengan judul “Cara Membuat Alat Las Letup dengan Pembakaran Gas Letup”
dimana pembahasannya berfokus pada pengetahuan umum. Judul ini dibawakan oleh
Liana, seorang mahasiswi Fakultas Tarbiyah dengan bidang ilmu Pendidikan Bahasa
Arab. Ia merasa tertantang untuk membawakan judul di luar bidang keilmuannya
tersebut. Ia harus mempersiapkan materi yang akan dibawakannya jauh-jauh hari.
“Saat mendapat judul ini jujur saya nervous, pembahasannya belum pernah terpikirkan
sama sekali. Makanya saya jadi terpacu untuk mempelajarinya, baca-baca artikel.
Alhamdulillah, ternyata bisa juga membawakan topik ini”, ungkap Liana.
Adapun alur dari pelaksanaan halaqah ilmiah ini,
tiap mahasantri wajib membuat paper serta slide power point
sesuai dengan judul yang didapat. Mahasantri tersebut kemudian harus
mempresentasikan materinya dengan audiens seluruh mahasantri Pesantren Luhur
saat pagi hari setelah jamaah Subuh. Sesi presentasi dilanjutkan dengan sesi
diskusi dan tanya jawab serta ditutup dengan sesi pembahasan. Pada sesi ini
dilakukan validasi terhadap pembahasan materi dalam diskusi sebelumnya. Selain
itu, kesalahan yang ada dalam paper harus direvisi sebelum melampaui
tenggat waktu yang telah ditentukan.
Kegiatan halaqah ilmiah ini menjadi kesempatan
bagi mahasantri untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Mereka menuturkan bahwa
kegiatan ini sangat bermanfaat serta melatih mental dan kemampuan public
speaking. “Banyak sekali manfaat yang bisa saya peroleh dari adanya
halaqah ini. Dari mulai penulisan paper, penyajian materi, sampai sesi diskusi
benar-benar melatih mental dan kemampuan saya berbicara di depan umum. Dituntut
berpikir kritis juga”, ungkap Utari, salah seorang mahasantri.
Pesantren Luhur menjadi contoh nyata bagaimana
pendidikan agama dapat berjalan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
modern. Melalui halaqah ilmiah ini, pesantren Luhur berhasil menciptakan ruang
yang tidak hanya membahas kajian-kajian agama, tetapi juga mengintegrasikan
pengetahuan dari berbagai disiplin yang holistik dimana agama dan ilmu
pengetahuan dapat berjalan beriringan.
Nur Malina Salsabila
210101110121
0 komentar:
Posting Komentar