PAI Jurnalistik 2024

JURNALISTIK 2024

Senin, 09 Desember 2024

Halaqah Ilmiah: Ruang Temu Multidisiplin Ilmu Mahasantri Luhur


Dokumentasi Multimedia Pesantren Luhur

Malang – Di tengah era globalisasi yang terus berkembang, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional semakin beradaptasi untuk memenuhi tuntutan zaman. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, pesantren kini juga membuka cakrawala baru dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Harmoni antar berbagai disiplin ilmu ini menciptakan atmosfer keilmuan yang kaya akan makna. Hal ini menjadi kunci untuk membentuk santri yang tidak hanya menguasai pengetahuan agama, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia modern.

Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang menjadi salah satu pesantren yang menyediakan wadah bagi mahasantrinya untuk mendalami berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pesantren ini memiliki program unggulan, yaitu halaqah ilmiah yang sekaligus menjadi agenda harian. Halaqah ilmiah Pesantren Luhur memiliki ciri khas yang unik, dengan topik pembahasan yang terdiri dari multidisiplin ilmu.

Halaqah ilmiah ini menjadi titik temu mahasantri Pesantren Luhur untuk mendalami berbagai cabang keilmuan. Para mahasantri dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda bertemu dalam satu forum untuk membahas topik tertentu. Topik yang disajikan berbeda setiap harinya, dengan bidang yang berbeda pula. Natasyah, koordinator departemen Penelitian dan Pengembangan Pesantren Luhur mengatakan bahwa judul yang dibahas berbeda setiap harinya. “Jadi judul yang diangkat dalam halaqah ilmiah ini berbeda setiap harinya. Tiap mahasantri dipastikan mendapat jadwal dengan tema pembahasan lintas keilmuannya (yang dipelajari di bangku perkuliahan)”, tutur Natasyah.

Agenda rutin harian ini diinisiasi oleh semangat keilmuan Alm. K.H. Ahmad Mudlor, S.H. yang merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Luhur. Abah Mudlor, --demikian mahasantri Pesantren Luhur menyebut nama murabbinya-- telah menanamkan jiwa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan terhadap mahasantrinya sejak lama. Disebutkan beberapa judul yang dibawakan hingga saat ini merupakan buah pemikirannya. Tak hanya dari satu bidang ilmu saja, melainkan muncul gagasan baru dari bidang ilmu lain yang perlu dikupas tuntas dalam pelaksanaan halaqah ilmiah.

Salah satu topik pembahasan yang unik adalah halaqah dengan judul “Cara Membuat Alat Las Letup dengan Pembakaran Gas Letup” dimana pembahasannya berfokus pada pengetahuan umum. Judul ini dibawakan oleh Liana, seorang mahasiswi Fakultas Tarbiyah dengan bidang ilmu Pendidikan Bahasa Arab. Ia merasa tertantang untuk membawakan judul di luar bidang keilmuannya tersebut. Ia harus mempersiapkan materi yang akan dibawakannya jauh-jauh hari. “Saat mendapat judul ini jujur saya nervous, pembahasannya belum pernah terpikirkan sama sekali. Makanya saya jadi terpacu untuk mempelajarinya, baca-baca artikel. Alhamdulillah, ternyata bisa juga membawakan topik ini”, ungkap Liana.

Adapun alur dari pelaksanaan halaqah ilmiah ini, tiap mahasantri wajib membuat paper serta slide power point sesuai dengan judul yang didapat. Mahasantri tersebut kemudian harus mempresentasikan materinya dengan audiens seluruh mahasantri Pesantren Luhur saat pagi hari setelah jamaah Subuh. Sesi presentasi dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab serta ditutup dengan sesi pembahasan. Pada sesi ini dilakukan validasi terhadap pembahasan materi dalam diskusi sebelumnya. Selain itu, kesalahan yang ada dalam paper harus direvisi sebelum melampaui tenggat waktu yang telah ditentukan.

Kegiatan halaqah ilmiah ini menjadi kesempatan bagi mahasantri untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Mereka menuturkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat serta melatih mental dan kemampuan public speaking. “Banyak sekali manfaat yang bisa saya peroleh dari adanya halaqah ini. Dari mulai penulisan paper, penyajian materi, sampai sesi diskusi benar-benar melatih mental dan kemampuan saya berbicara di depan umum. Dituntut berpikir kritis juga”, ungkap Utari, salah seorang mahasantri.

Pesantren Luhur menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan agama dapat berjalan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Melalui halaqah ilmiah ini, pesantren Luhur berhasil menciptakan ruang yang tidak hanya membahas kajian-kajian agama, tetapi juga mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin yang holistik dimana agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan.


Nur Malina Salsabila

210101110121

Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar

EduKita

Kategori Tulisan

Arsip Tulisan