Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
Malang (28/10/2024) - Pusat
Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang, sebagai bagian integral dari sistem pendidikan
berbasis pesantren perguruan tinggi, menjadi rumah kedua bagi mahasantri. Dibalik kesibukan akademik dan rutinitas ibadah, pendidikan karakter dan akademik
menjadi pilar utama dalam mencetak generasi ulul albab. Hal ini terungkap dalam
wawancara eksklusif bersama Latifah Nurul Hidayah, S.Ag., salah satu murobbiah
Mabna Arrazi, pada 28 Oktober 2024.
Dalam percakapan hangat itu,
Latifah menjelaskan bahwa pendidikan di Ma’had Al-Jami’ah tidak hanya berfokus
pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter. Salah satu wujudnya
adalah program ta’lim, yang terdiri atas ta’lim Al-Qur’an
dan ta’lim afkar. “Program ta’lim sudah dijadwalkan dari Senin hingga
Jumat, dengan pembagian: ta’lim afkar setiap Senin dan Rabu, serta ta’lim Al-Qur’an setiap Selasa dan Jumat. Waktunya setelah Isya, sekitar pukul
19.30 hingga 21.00,” tutur Latifah.
Program ini memiliki pendekatan
pembelajaran yang terstruktur. Mahasantri baru diwajibkan mengikuti placement
test untuk menentukan tingkat kemampuan mereka, yang kemudian dibagi
menjadi tiga tingkatan: Asasi (pemula), Mutawasith
(menengah), dan Al-Aly (lanjutan). Pembagian ini memastikan proses
belajar berjalan efektif dan sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Metode pembelajaran di Ma’had
tidak monoton. Latifah menjelaskan bahwa ta’lim mengombinasikan metode
klasikal ceramah, talaqqi, dan presentasi.
Pendekatan ini memberikan keseimbangan antara transfer ilmu secara langsung,
interaksi mendalam antara pengajar dan mahasantri, serta kemampuan mahasantri
untuk aktif dalam proses pembelajaran. “Kami mendatangkan pengajar dari luar
Ma’had yang kompeten di bidangnya. Dengan begitu, mahasantri mendapatkan
wawasan yang lebih luas,” tambahnya.
Sebagai lembaga pendidikan
berbasis pesantren, Ma’had menerapkan aturan ketat. Kegiatan ta’lim
bersifat wajib bagi seluruh mahasantri. Bagi yang tidak mengikuti, akan dikenai
iqob (hukuman) sebagai bentuk pembinaan. “Penerapan iqob ini
bertujuan mendisiplinkan mahasantri sekaligus menanamkan rasa tanggung jawab
terhadap kewajiban mereka,” ungkap Latifah.
Menurutnya, pendidikan karakter
yang ditanamkan melalui kegiatan ta’lim sangatlah penting. Program ini
tidak hanya mendidik secara intelektual, tetapi juga menanamkan nilai-nilai
seperti tanggung jawab, kedisiplinan, dan spiritualitas yang kuat.
Latifah menekankan bahwa program
pendidikan di Ma’had berakar pada visi membentuk pribadi ulul albab
yaitu generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki
kedalaman spiritual dan kepekaan sosial. “Kegiatan di Ma’had dirancang untuk
membentuk pribadi yang berkarakter kuat. Nilai-nilai ini menjadi bekal penting
dalam kehidupan mereka sebagai mahasiswa dan anggota masyarakat,” ujarnya penuh
semangat.
Sebagai penutup wawancara,
Latifah menyampaikan pesan inspiratif: utlubul ilma minal mahdi ila lahdi
carilah ilmu sejak buaian hingga liang lahad. Pesan ini, katanya, menjadi
pengingat bagi mahasantri untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hayat.
Dengan sistem pendidikan yang
terorganisasi dan berlandaskan nilai-nilai karakter, Pusat Ma’had Al-Jami’ah
UIN Malang telah menjadi tempat pembentukan generasi unggul. Program-program
seperti ta’lim tidak hanya memperkuat kemampuan akademik, tetapi juga
membangun karakter yang menjadi fondasi utama menuju kesuksesan dunia dan
akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar