PAI Jurnalistik 2024

JURNALISTIK 2024

  • PENDIDIKAN

    Temukan berita penting dalam kajian pendidikan.

  • SOSIAL

    Fenomena sosial dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi anda.

  • BUDAYA

    Budaya nusantara akan lestari karena masyarakat terus update informasinya

Senin, 09 Desember 2024

Strategi CSR KOPMA Padang Bulan dalam Meningkatkan Kontribusi Sosial dan Branding di Lingkungan Kampus

 



Malang (9/12/2024) – Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Padang Bulan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program-program sosial dan pengembangan organisasi di lingkungan kampus melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Dana CSR ini dikelola oleh Bidang Public Relation (PR) KOPMA Padang Bulan dan diperuntukkan bagi berbagai kegiatan sosial serta mendukung penguatan branding KOPMA di kalangan mahasiswa.

Faizah Ukhti Rianda, yang akrab disapa Caca, selaku Kepala Bidang Public Relation KOPMA Padang Bulan menjelaskan bahwa dana CSR diambil dari laba koperasi yang kemudian dialokasikan untuk kegiatan dengan ranah sosial. “CSR adalah bentuk tanggung jawab sosial KOPMA. Dana ini kami gunakan untuk berbagai program kerja sosial seperti berbagi dengan panti asuhan, sponsorship untuk acara kampus, hingga program khusus seperti Mozaik Ramadhan,” ujarnya.

Dana CSR KOPMA dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:

  1. Dana Sponsorship – Diperuntukkan bagi organisasi intra kampus seperti HMPS, DEMA, SEMA dan UKM. Prioritas diberikan pada program yang mendukung branding KOPMA sehingga mahasiswa lebih mengenal peran dan kontribusi koperasi.
  2. Dana Sosial – Digunakan untuk kegiatan seperti berbagi parcel kepada birokrasi kampus, pemberian ucapan karangan bunga untuk acara besar kampus, hingga bantuan beasiswa bagi anggota KOPMA.
  3. Mozaik Ramadan – Program khusus yang berfokus pada kegiatan sosial selama bulan Ramadan.

Caca menjelaskan bahwa pengajuan sponsorship dilakukan oleh panitia pelaksana acara melalui admin KOPMA PB. Setelah itu, proposal diajukan ke tim PR untuk didiskusikan bersama Ketua Umum KOPMA. Jika tujuan acara dan feedback kepada KOPMA sejalan, maka akan dibuat Memorandum of Understanding (MoU) sebagai bentuk kerja sama. “Kami mencari win-win solution, sehingga acara berjalan dengan baik dan KOPMA mendapatkan exposure yang sesuai,” tambahnya.

Meski waktu pengajuan sponsorship tidak ditentukan, Caca menegaskan bahwa dana CSR memiliki batas limit tahunan. Jika anggaran sudah mencapai limit, pengajuan sponsorship terpaksa ditolak secara baik-baik.

Selain mendukung acara kampus, KOPMA Padang Bulan juga memiliki program sosial lainnya, seperti pemberian beasiswa khusus bagi anggota koperasi. “Beasiswa ini kami alokasikan untuk anggota KOPMA yang aktif sebagai bentuk apresiasi dan dukungan untuk mereka,” ujar Caca.

Melalui program CSR ini, KOPMA Padang Bulan UIN Malang berharap dapat terus memberikan kontribusi nyata, tidak hanya untuk anggotanya tetapi juga untuk komunitas kampus secara luas. “Kami ingin KOPMA hadir dan dirasakan manfaatnya oleh semua elemen kampus,” tutup Caca.


Bagikan:

Kegiatan Susur Sungai Sukun: Antusiasme Mahasiswa Baru di Balik Tantangan Koordinasi

Kepanjen, Malang (27/10/2024) – Kegiatan susur sungai di Sungai Sukun, Kecamatan Kepanjen, menjadi ajang kolaborasi lintas elemen masyarakat. Acara ini merupakan acara yang diadakan oleh dinas lingkungan hidup malang yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 13.00 dengan dihadiri oleh mahasiswa baru UIN Malang, masyarakat sekitar, organisasi kemasyarakatan (Ormas), TNI-Polri, Dinas Lingkungan Hidup, serta siswa SMP di wilayah Kepanjen.

Dimulai dengan apel bersama di lapangan dekat Sungai Sukun, kegiatan dibuka oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Rektor UIN Malang. Mereka menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama sungai sebagai sumber kehidupan. Meski cuaca panas sempat membuat suasana kurang kondusif, semangat peserta tetap terjaga sepanjang acara.

Mayoritas peserta kegiatan ini adalah mahasiswa baru UIN Malang, yang diwajibkan mengikuti atas instruksi dari mudir Ma'had. Instruksi ini disampaikan melalui edaran resmi dan pengisian Google Form yang dikoordinasikan oleh musyrif, pendamping mahasiswa baru di asrama. Kebijakan ini diterapkan karena kurangnya partisipasi dari mahasiswa semester tiga ke atas, yang dinilai kurang antusias terhadap kegiatan sosial semacam ini.

Namun, koordinasi teknis kegiatan ini tidak lepas dari masalah. Pihak Dewan Mahasiswa (Dema), yang bertanggung jawab atas pendaftaran peserta, baru mengirimkan edaran dan Google Form pada hari kegiatan, pagi hari sebelum acara dimulai. Hal ini berbeda dengan pihak Ma'had yang sudah mengedarkan informasi sejak seminggu sebelumnya. Beberapa musyrif menyatakan bahwa penugasan wajib kepada mahasiswa baru terasa seperti langkah disengaja dari pihak Dema untuk memastikan jumlah peserta terpenuhi tanpa perlu mencari relawan tambahan.

Peserta tiba di lokasi menggunakan bus dan truk yang disediakan oleh TNI dan Brimob. Antusiasme tinggi terlihat meskipun beberapa kendala teknis, seperti keterlambatan konsumsi, sempat memicu keluhan dari sebagian peserta. Beberapa mahasiswa mengaku mulai merasa lelah karena perjalanan panjang dan cuaca yang panas, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat gotong-royong. Mahasiswa baru bersama Ormas menjadi kelompok paling aktif dalam aksi bersih-bersih, membersihkan sampah yang menyumbat aliran sungai.

Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup menyampaikan apresiasi atas partisipasi semua pihak. "Kami sangat mengapresiasi kehadiran dan kontribusi para peserta. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan semua elemen masyarakat," ujarnya.

Selain fokus pada kebersihan, kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan peserta tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Melalui aksi nyata ini, diharapkan kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk menjaga sungai tetap bersih dan bebas dari sampah. Bahkan, dampak positifnya sudah terlihat dari wajah Sungai Sukun yang lebih bersih setelah kegiatan.

Kegiatan ini juga menjadi momen untuk membangun kebersamaan antara berbagai pihak yang terlibat, sekaligus mendorong inisiatif serupa di masa depan. Di sisi lain, mahasiswa baru juga mendapatkan pengalaman berharga, seperti belajar bekerja sama dalam tim dan menghadapi tantangan lapangan.

Namun, sejumlah peserta berharap agar koordinasi di masa depan lebih baik, terutama dalam hal pemberitahuan, logistik, dan fasilitas. Dengan persiapan yang lebih matang, kegiatan seperti ini akan berjalan lebih lancar dan memberikan dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat sekitar.

Dengan suksesnya kegiatan ini, masyarakat setempat dan pihak penyelenggara berharap acara serupa bisa dijadikan agenda tahunan. Partisipasi lintas elemen masyarakat diharapkan dapat terus ditingkatkan demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman, sekaligus memberikan ruang edukasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Bagikan:

Rektor Universitas Negeri Malang Menjadi Prabu Janaka

Spektakuler itulah hal pertama yang muncul dalam pikiran kami yang hadir dan menyaksikan secara langsung perhelatan Sendratari malam itu, Jumat, (18/10/2024). Di tengah hiruk pikuk kesibukan dunia kampus, Universitas Negeri Malang menggelar acara Seni Drama Dan Tari, sebagai acara puncak peringatan ulang tahunnya yang ke 70. Cerita yang di tampilkan dalam acara ini cukup familiar bagi kalangan masyarakat Jawa yakni kisah perjuangan cinta Ramayana.

Dokumentasi : Para pemeran berfoto bersama setelah pagelaran usai, nampak di tengah foto Rektor UM bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. mengenakan kostum Prabu Janaka

Pagelaran ini di mulai pada pukul 19.00 malam di gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang. Meskipun sempat molor selama tiga puluh menit, para penonton tetap semangat menunggu dan terpukau dengan penampilannya. Diiringi suara musik khas Jawa menambah perasaan menegangkan ketika adegan Sri Rama mengalahkan Prabu Rahwana. Perpaduan pencahayaan dan background gambar seakan mengajak penonton untuk semakin masuk kedalam ceritanya. Tak lupa pakaian para tokoh pun dibuat semirip mungkin dengan aslinya.

Seluruh civitas akademika Universitas Negeri Malang berperan mensukseskan acara tersebut, baik itu dekan, dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa turut memerankan tokoh dalam kisah Ramayana tersebut. Yang cukup mengagetkan dan mengundang surak sorai dari para penonton adalah Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. selaku rektor Universitas Negeri Malang ikut tampil, beliau memerankan Prabu Janaka ayah Dewi Shinta.

Meri, seorang mahasiswa semester tujuh yang berperan sebagai “kijang” mengungkapkan perasaanya bangganya bisa satu panggung bersama bapak rektor. “Tentu saya bangga dong ini jadi pengalaman berharga bisa ikut berpartisipasi, akting bareng dosen dan prof Hariyono juga tadi,” ujarnya

Dua minggu adalah waktu yang di butuhkan para pemeran berlatih dan mempersiapkan diri untuk menampilkan perannya masing-masing. Meskipun bisa dibilang singkat namun di hari H mereka bisa dengan suksesnya menghipnotis mata penonton dengan akting yang memukau. “Kami persiapan cuma dua minggu, dari awal itu belum bisa berperan jadi apa apa, tapi bapak ibu aktor dan aktris yang lain semangat banget berlatihnya jadi saya juga ikut semangat”. Tambah Meri. 

Di tengah pagelaran beberapa dosen UM memberikan persembahan musik untuk menghibur para penonton. "Wah ga nyesel sih jadi mahasiswa UM, keren banget Dies Natalisnya". Ungkap Arrisa salah satu mahasiswa UM yang ikut hadir menyaksikan kemegahan gedung graha cakrawala malam itu. 

Setelah kurang lebih satu jam setengah penampilan, acara kemudian ditutup dengan sambutan dan ungkapan terimakasih serta rasa syukur dari rektor UM Prof Hariono. Lalu disusul oleh panitia yang menyediakan puluhan doorprize yang hadiah utamanya adalah sepeda listrik, untuk menutup kemeriahan malam itu. 



Bagikan:

Budaya Pondok Luhur: Santri Putri Mengikuti Shalat Jum’at

 

Malang - Shalat Jumat adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, di mana setiap Muslim laki-laki wajib melaksanakannya. Namun, di pondok tersebut seiring dengan berkembangnya pemahaman dan penafsiran terhadap ajaran Islam, banyak para santri putri yang juga ikut dalam ibadah ini. Di Pondok Luhur, sebuah pondok pesantren yang terkenal dengan pendidikan keagamaannya, santri putri diberi kesempatan untuk melaksanakan shalat Jumat. kali ini akan membahas tentang shalat Jumat bagi perempuan di Pondok Luhur, serta dalil-dalil yang mendasari keputusan ini.

Pondok Luhur dikenal sebagai tempat yang memberikan ruang bagi santri putra dan santri putri untuk belajar dan beribadah. Dalam beberapa tahun lalu, pengurus pondok memutuskan untuk mengizinkan perempuan melaksanakan shalat Jumat di masjid pondok dikarenakan santri putra tidak sampai 40 orang. Hal ini merupakan langkah maju yang menunjukkan komitmen pondok dalam menghormati hak perempuan dalam beribadah. Setiap Jumat, santri putri di Pondok Luhur berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Mereka mengikuti khutbah yang disampaikan oleh khatib.

Dalam Islam, terdapat beberapa dalil yang mendukung pelaksanaan shalat Jumat bagi perempuan. Salah satu dalil yang sering dijadikan rujukan adalah hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:

"Orang-orang perempuan juga diajak untuk menghadiri shalat Jumat." (HR. Ahmad)

Hadis ini menunjukkan bahwa perempuan tidak dilarang untuk mengikuti shalat Jumat, meskipun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti kebersihan dan pakaian yang sopan.

Selain itu, dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menegaskan pentingnya shalat dan berkumpulnya umat Muslim, yang bisa diartikan sebagai ajakan untuk beribadah secara kolektif:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu menuju zikir Allah dan tinggalkan jual beli." (QS. Al-Jumu'ah: 9)

Ayat ini menunjukkan bahwa shalat Jumat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Meskipun ayat ini tidak secara eksplisit menyebutkan perempuan, banyak ulama berpendapat bahwa ayat ini juga mencakup perempuan, terutama dalam konteks komunitas yang saling mendukung dalam beribadah.

Keputusan Pondok Luhur untuk mengizinkan santri putri shalat Jumat mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak keluarga yang merasa senang karena perempuan, termasuk ibu dan putri mereka, dapat beribadah bersama dalam suasana yang penuh keakraban. Hal ini juga memperkuat keharmonisan dalam keluarga, di mana semua anggota dapat beribadah bersama.

Namun, tidak sedikit juga yang masih mempertanyakan keputusan ini. Beberapa kalangan berpendapat bahwa shalat Jumat seharusnya hanya dilakukan oleh laki-laki, dengan alasan tradisi dan pemahaman yang sudah lama ada. Diskusi mengenai hal ini sering kali diadakan diantara para santri dan pengurus pondok, dengan tujuan untuk mencari pemahaman yang lebih baik mengenai posisi perempuan dalam ibadah.

Pondok Luhur telah menunjukkan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk beribadah, termasuk dalam pelaksanaan shalat Jumat. Dengan dukungan dalil-dalil yang kuat dan pemahaman yang lebih luas, perempuan di Pondok Luhur dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh khusyuk. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman spiritual mereka, tetapi juga memberikan contoh bagi komunitas lain untuk lebih inklusif dalam praktik ibadah.

Ibadah shalat Jumat bagi perempuan di Pondok Luhur adalah langkah yang positif menuju kesetaraan gender dalam konteks ibadah, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi tempat-tempat ibadah lainnya. Semoga dengan adanya kesempatan ini, perempuan semakin termotivasi untuk memperdalam pemahaman agama dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Bagikan:

Halaqah Ilmiah: Ruang Temu Multidisiplin Ilmu Mahasantri Luhur


Dokumentasi Multimedia Pesantren Luhur

Malang – Di tengah era globalisasi yang terus berkembang, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional semakin beradaptasi untuk memenuhi tuntutan zaman. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, pesantren kini juga membuka cakrawala baru dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Harmoni antar berbagai disiplin ilmu ini menciptakan atmosfer keilmuan yang kaya akan makna. Hal ini menjadi kunci untuk membentuk santri yang tidak hanya menguasai pengetahuan agama, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia modern.

Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang menjadi salah satu pesantren yang menyediakan wadah bagi mahasantrinya untuk mendalami berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pesantren ini memiliki program unggulan, yaitu halaqah ilmiah yang sekaligus menjadi agenda harian. Halaqah ilmiah Pesantren Luhur memiliki ciri khas yang unik, dengan topik pembahasan yang terdiri dari multidisiplin ilmu.

Halaqah ilmiah ini menjadi titik temu mahasantri Pesantren Luhur untuk mendalami berbagai cabang keilmuan. Para mahasantri dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda bertemu dalam satu forum untuk membahas topik tertentu. Topik yang disajikan berbeda setiap harinya, dengan bidang yang berbeda pula. Natasyah, koordinator departemen Penelitian dan Pengembangan Pesantren Luhur mengatakan bahwa judul yang dibahas berbeda setiap harinya. “Jadi judul yang diangkat dalam halaqah ilmiah ini berbeda setiap harinya. Tiap mahasantri dipastikan mendapat jadwal dengan tema pembahasan lintas keilmuannya (yang dipelajari di bangku perkuliahan)”, tutur Natasyah.

Agenda rutin harian ini diinisiasi oleh semangat keilmuan Alm. K.H. Ahmad Mudlor, S.H. yang merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Luhur. Abah Mudlor, --demikian mahasantri Pesantren Luhur menyebut nama murabbinya-- telah menanamkan jiwa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan terhadap mahasantrinya sejak lama. Disebutkan beberapa judul yang dibawakan hingga saat ini merupakan buah pemikirannya. Tak hanya dari satu bidang ilmu saja, melainkan muncul gagasan baru dari bidang ilmu lain yang perlu dikupas tuntas dalam pelaksanaan halaqah ilmiah.

Salah satu topik pembahasan yang unik adalah halaqah dengan judul “Cara Membuat Alat Las Letup dengan Pembakaran Gas Letup” dimana pembahasannya berfokus pada pengetahuan umum. Judul ini dibawakan oleh Liana, seorang mahasiswi Fakultas Tarbiyah dengan bidang ilmu Pendidikan Bahasa Arab. Ia merasa tertantang untuk membawakan judul di luar bidang keilmuannya tersebut. Ia harus mempersiapkan materi yang akan dibawakannya jauh-jauh hari. “Saat mendapat judul ini jujur saya nervous, pembahasannya belum pernah terpikirkan sama sekali. Makanya saya jadi terpacu untuk mempelajarinya, baca-baca artikel. Alhamdulillah, ternyata bisa juga membawakan topik ini”, ungkap Liana.

Adapun alur dari pelaksanaan halaqah ilmiah ini, tiap mahasantri wajib membuat paper serta slide power point sesuai dengan judul yang didapat. Mahasantri tersebut kemudian harus mempresentasikan materinya dengan audiens seluruh mahasantri Pesantren Luhur saat pagi hari setelah jamaah Subuh. Sesi presentasi dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab serta ditutup dengan sesi pembahasan. Pada sesi ini dilakukan validasi terhadap pembahasan materi dalam diskusi sebelumnya. Selain itu, kesalahan yang ada dalam paper harus direvisi sebelum melampaui tenggat waktu yang telah ditentukan.

Kegiatan halaqah ilmiah ini menjadi kesempatan bagi mahasantri untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Mereka menuturkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat serta melatih mental dan kemampuan public speaking. “Banyak sekali manfaat yang bisa saya peroleh dari adanya halaqah ini. Dari mulai penulisan paper, penyajian materi, sampai sesi diskusi benar-benar melatih mental dan kemampuan saya berbicara di depan umum. Dituntut berpikir kritis juga”, ungkap Utari, salah seorang mahasantri.

Pesantren Luhur menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan agama dapat berjalan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Melalui halaqah ilmiah ini, pesantren Luhur berhasil menciptakan ruang yang tidak hanya membahas kajian-kajian agama, tetapi juga mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin yang holistik dimana agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan.


Nur Malina Salsabila

210101110121

Bagikan:

EduKita

Kategori Tulisan

Arsip Tulisan